Sebagian besar dari kita mungkin sering melihat berita tentang perselingkuhan yang mengakibatkan hancurnya bangunan rumah tangga sebuah pasangan atau keluarga. Dan tentu saja Semua orang tidak ingin mengalami hal buruk yang serupa terutama untuk mereka yang sudah memiliki pasangan. Dari kamus besar Bahasa Indonesia selingkuh itu adalah perbuatan suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri. Perbuatan selingkuh biasanya disembunyikan dan pelakunya tidak bisa berterus terang. Sebenarnya tidak hanya pasangan saja yang bisa melakukan selingkuh, kata selingkuh bisa ditujukan pada orang yang berbuat curang, menggelapkan materi atau melakukan penipuan terhadap orang lain. Namun konteks yang dibahas berikut ini adalah perselingkuhan dalam rumah tangga.
Perselingkuhan dilihat dalam pandangan islam
Islam sangat membenci perselingkuhan. Hukum perselingkuhan itu sendiri baik dalam bentuk dan maksud adalah haram. Selingkuh itu perbuatan yang dibenci Allah karena bisa menjerumuskan pelakunya kepada perbuatan zina.
“Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’: 32).
Selingkuh bisa diawali dari suami yang durhaka terhadap istrinya atau istri yang membangkang terhadap suaminya. Dalam hadist juga dijelaskan tentang bahaya zina akibat perselingkuhan..
“Sesungguhnya Allah menetapkan bagian zina untuk setiap manusia. Dia akan mendapatkannya dan tidak bisa dihindari. Zina mata dengan melihat, zina lisan dengan ucapan, zina hati dengan membayangkan dan gejolak syahwat, sedangkan kemaluanlah yang membenarkan semua itu atau mendustakannya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Perbuatan selingkuh marak terjadi akhir-akhir ini salah satu faktor penyebabnya karena mudahnya akses telekomunikasi dan semakin maraknya penggunaan media sosial. Perselingkuhan biasanya diawali oleh selingkuh secara batin yang dilakukan secara diam-diam Melalui sosial media, sms, telpon dan alat komunikasi lainnya. Melalui apapun dan dalam bentuk apapun meski hanya sekedar melibatkan sisi emosional, perbuatan selingkuh tetaplah dilarang karena merupakan bentuk pengkhianatan dan tidak dipungkiri bahwa selingkuh secara emosi bisa berujung pada perzinahan dikemudian hari. Sedangkan Zina dalam islam merupakan perbuatan haram dan berat hukumannya sebagaimana dalam hadist Rasullulah SAW yang menyebutkan bahwa :
“Kemudian kami berlalu, lalu sampai pada sebuah bangunan seperti tungku pembakaran.” Perawi hadits berkata, “Sepertinya beliau juga bersabda, ‘Tiba-tiba aku mendengar suara gaduh dan teriakan.’” Beliau melanjutkan, “Kemudian aku menengoknya, lalu aku dapati di dalamnya laki-laki dan perempuan yang telanjang. Tiba-tiba mereka didatangi nyala api dari bawah mereka, mereka pun berteriak-teriak.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku bertanya (pada Jibril dan Mika’il), ‘Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, ‘Adapun laki-laki dan perempuan yang berada di tempat seperti tungku pembakaran, mereka adalah para pezina.’ (HR.Al-Bukhari ).
Perselingkuhan dalam rumah tangga seseorang bisa dipicu oleh banyak hal diantaranya adalah hal-hal berikut ini :
- Komunikasi yang buruk : kurangnya komunikasi dalam rumah tangga bisa menjadi penyebab terjadinya perselingkuhan terutama jika pernikahan yang dilakukan tidak berdasarkan kemauan sendiri atau paksaan. Komunikasi yang baik antar suami istri bisa dimulai dengan keterbukaan dalam semua hal. Hendaknya para suami atau istri tidak menyimpan rahasia tertentu dari pasangannya. Baik masalah keuangan keluarga, aktifitas keseharian dll. Belajarlah untuk menyampaikan sesuatu dengan baik dan saling mengahargai.
- Pondasi agama yang rapuh: Agama adalah pondasi bagi setiap aspek kehidupan manusia tak terkecuali dalam rumah tangga. Jika pondasinya rapuh maka bangunanpun akan rapuh bahkan roboh dan hancur. Pondasi agama merupakan hal terpenting dari apapun. Jika ia kuat, maka bangunan rumah tanggapun akan kuat. Pondasi agama yang rapuh dan Pemahaman agama yang kurang bisa memicu timbulnya perselingkuhan terutama bila setiap pasangan baik suami maupun istri tidak merasa sedang diawasi oleh Allah SWT. Merasa selalu dalam pengawasan Allah adalah salah satu cara untuk menghindari perselingkuhan
- Tidak terpenuhi kebutuhan: Dalam berumah tangga setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Konflik dan perselingkuhan bisa terjadi, Jika sang suami atau istri tidak bisa memenuhi kebutuhan baik kebutuhan lahir maupun batin antar pasangannya. Maka berusahalah saling memahami kebutuhan masing-masing. Lakukan semua dengan ikhlas hanya mengharap keridhoan Allah. Dengan terpenuhinya kebutuhan keduanya, keharmonisan rumah tangga akan terwujud.
- Minimnya perhatian dan perlakuan kasar: Kurangnya perhatian suami kepada istri atau sebaliknya serta perlakuan buruk suami terhadap istri maupun sebaliknya dapat membuat pasangan merasa terluka dan berusaha mencari pelarian. Biasanya suami atau istri yang memiliki masalah dengan pasangannya akan cenderung mencari teman ngobrol atau pelampiasan dan lama-lama orang tersebut akan bergantung pada teman ngobrolnya dan mengakibatkan perselingkuhan jika teman ngobrolnya adalah lawan jenis.
- Budaya istri pamer aurat dan suami yang tidak menjaga pandangan: Mungkin kita sering melihat banyak dari wanita atau para istri senang bertabaruj/berdandan dan memamerkan auratnya agar dikagumi orang lain terutama lawan jenisnya. Tak dipungkiri bahwasannya kita juga sering menemukan para laki-laki yang masih menggoda wanita lain yang bukan muhrimnya meskipun ia sudah menikah atau memiliki pasangan resmi. Budaya pamer aurat dan budaya pencampurbauran antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai kondisi adalah penyebab terjadinya perselingkuhan.
Nah sahabat.. jika anda tidak ingin di selingkuhi pahami lima point diatas. jaga pasangan kita dengan baik dan berikan yang terbaik pula untuk mereka. Semoga bermanfaat..