Ridho Rhoma diamankan polisi setelah kedapatan menggunakan sabu. Ridho bukan kalangan artis pertama yang menggunakan sabu. Sebut saja Jupiter Fortissimo, Eza Gionino, Roy Marten, Polo dan Ibra Azhari. Ada apa di balik fenomena ini?
"Mungkin karena mereka butuh tenaga yang panjang ya, yang bisa bikin mereka kerja dari pagi sampai pagi lagi," ucap dr Andri,SpKJ,FAPM, psikiater Klinik Psikosomatik RS OMNI Alam Sutera, dalam perbincangan dengan detikHealth.
Bekerja sepanjang waktu tentu melelahkan. Apalagi saking padatnya jadwal dan banyak hal yang harus dilakukan, yang bersangkutan tidak mendapat asupan makan yang cukup, olahraga kurang, serta tidur kurang.
"Bagaimana agar tetap ceria, tetap segar, tetap fokus? Akhirnya pilih pakai narkoba, kadang-kadang begitu jalan keluarnya yang tidak baik. Nah ini tentunya harus kita perhatikan," sambung dokter berkacamata ini.
Baca juga: Begini Efek Sabu pada Tubuh Seperti yang Dirasakan Ridho Roma
Kokain atau sabu, lanjut dr Andri, dikenal sebagai narkotika yang digunakan oleh kalangan berada. Sebab kokain tidak dijual dalam jumlah sedikit dan kerap digunakan sebagai doping oleh selebriti dan kalangan pengusaha yang super sibuk.
"Efek kokain membuat otak tak bisa menghentikan sinyal dopamin. Akibatnya, seseorang akan merasa 'hype' atau semangat sepanjang waktu," tambahnya.
Jika dihirup lewat rokok, dalam beberapa menit efeknya akan langsung muncul. Sementara jika ditelan, maka efek bisa muncul sekitar 20 menit kemudian. Efek nikmat akan berlangsung selama empat sampai 12 jam sampai kemudian muncul reaksi balik dengan efek berlawanan. Nah, reaksi baliknya bisa berlangsung sampai 24 jam.
Reaksi balik yang dirasakan yakni konsentrasi berkurang drastis, sakit kepala, depresi, dan kelelahan. Pada saat inilah biasanya kecanduan mulai timbul. Agar bisa merasa normal kembali pengguna menggunakan dosis yang lebih tinggi. Risiko yang mengintai, ketika sudah overdosis, seseorang bisa mengalami stroke atau kegagalan jantung.
"21 Persen orang yang pernah mencoba kokain dipastikan menjadi pecandu. Masalahnya, tingkat kematian akibat overdosis kokain juga meningkat dalam 5 tahun terakhir, kurang lebih 12 persen per tahunnya," papar dr Andri. [RumahSalam/dtk]